Genshin Impact Wiki Indonesia
Advertisement

Deskripsi[]

Pedang indah yang memiliki bagian tumpul di mata pedangnya. Mencapai Liyue setelah melewati tangan beberapa pedagang. Dapat menjadi senjata mematikan di tangan orang yang dapat menggunakannya.

Kisah[]

Seluruh dunia berduyun-duyun ke pelabuhan komersial Liyue, yang menjadi kebanggaan kota itu sendiri.
Dengan banyaknya orang yang datang, banyak pula harta karun eksotis yang datang.
Pedang besar ini dibuat secara profesional dengan bahan-bahan terbaik. Unik namun ujung yang dekat dengan gagangnya dibiarkan tumpul.
Dikatakan bahwa bagian yang tumpul dulunya digunakan sebagai pegangan, sehingga memungkinkan penggunanya untuk beralih formasi dengan terus-menerus mengubah posisi tangan dalam pertempuran.

Walaupun jarang diketahui, namun pedang besar itu pada faktanya adalah tanda cinta seorang pengrajin,
Pengrajin tersebut mengasah dan menyesuaikan mata pisau pedangnya dengan hati-hati.
Percikan api beterbangan ketika pengrajin itu bekerja sepanjang malam tanpa istirahat.
Pedang itu ditempa dan diolah berkali-kali.
Sepanjang waktu pikirannya dipenuhi oleh harapan bahwa kekasihnya akan kembali, dan juga kekhawatiran akan keadaannya.

"Setelah perang berakhir..."
Pengrajin itu akan merenung sejenak, berhenti setiap kali untuk bernapas,
"Akankah dia masih bisa menggunakan pedang ini?"
"...akankah dia pulang dengan selamat?"
Tapi sesaat kemudian, dia akan mengabaikan pikiran itu dan memusatkan perhatian pada pedangnya.
Daripada sekedar kekhawatiran tidak berguna, lebih baik fokus kepada sebuah hadiah yang tulus.

Akhirnya, tiba hari di mana pasukan ekspedisi yang telah menang melawan monster memasuki kota.
Namun pengrajin itu tidak punya waktu untuk mengukir nama kekasihnya di pedang tersebut.
Dengan membawa pedang tersebut, dia bergegas untuk bertemu kekasihnya yang telah kembali.
Sayangnya, pada akhirnya pengrajin tersebut tidak tahu apakah dia harus menangis atau tertawa...

Prajurit itu melepaskan helmnya, rambut panjang yang lembut terurai ke bawah. Dia memanjangkan rambutnya, karena tidak lagi membutuhkan prajurit di masa yang akan datang.
Namun, dia juga telah membawakan kekasihnya sebuah hadiah: Sebuah busur berburu yang bersinar.
"Semuanya sia-sia! Aku membuang waktu bertahun-tahun untuk membuatkanmu pedang besar ini!"
Pengrajin yang keras kepala itu mengeluh. Tapi setidaknya dia berhasil membuat pedang dengan kualitas terbaik.

Advertisement