Pria Berbaju Hijau adalah quest ketiga di cerita Quest Archon Teyvat Prolog: Bagian II - Demi Hari Esok Tanpa Air Mata.
Langkah[]
- Temukan pria hijau itu
- Dengarkan pertunjukan penyair
- Bicara dengan penyair misterius
Dialog[]
- (Bicara ke penyair misterius)
- Green Fellow: Sebentar, kalian kan ....
- Dvalin kabur, kan. Green Fellow: Oh, aku ingat! Kalian yang membuat
- Paimon: Dvalin? Siapa itu?
Dvalin adalah nama asli Stormterror.
Kan Lisa pernah memberi tahu kita, kamu lupa ya?
- Paimon: Hah? Oh, betul! Tapi kebanyakan orang memanggilnya "Stormterror" ....
- Paimon: Kok kamu manggilnya gitu ... memangnya kalian berdua teman dekat atau semacamnya?
- Green Fellow: Oh, sangat dekat dong ....
- Paimon: Hei (Pengembara), kayaknya Paimon rasa orang ini enggak beres deh ....
Eh ... hai.
- Green Fellow: Hai Pengembara, akhirnya kita ketemu lagi.
Maaf, kamu ...?
- Venti: Aku Venti, seorang penyair.
- Venti: Pemenang "Penyair Terpopuler Mondstadt" tiga tahun berturut-turut, lebih tepatnya!
- Venti: Jadi, ada perlu apa denganku?
- Paimon: Kan kamu sudah kenal kami, jadi enggak perlu Paimon perkenalkan diri lagi, kan?
- Paimon: Tentu saja tentang Stormterror.
- Venti: Storm-?
- Paimon: Hei, jangan pura-pura enggak tahu!
- Paimon: Kalau gitu (Pengembara), tunjukkan benda itu ke dia.
- Venti: Oh! Ini kan ....
- Paimon: Loh? Kristalnya kok sudah jadi murni? Kapan kejadiannya ...?
Aku tidak tahu kenapa berubah seperti ini.
Terakhir kali aku lihat, masih penuh dengan ketidakmurnian.
- Venti: Dvalin, dia ....
- Venti: Kesedihan yang dia rasakan ... itu yang membuatnya menangis ....
- Paimon: Jadi ini air ... mata ...?
(Cinematic)
- Venti: Sebelumnya dia anak yang sangat lembut dan penurut. Tapi sekarang dia dipenuhi kemarahan dan menderita ....
....
- Venti: Aku juga punya sebuah Kristal Air Mata di sini.
- Venti: Kamu bisa memurnikannya?
- Paimon: HAAAAAHHH!?
- Venti: Kamu, benar-benar punya kemampuan yang luar biasa ....
- Venti: Orang sepertimu, pasti akan sering disebut di dalam syair-syair seorang penyair.
- Venti: Pahlawan menyambut panggilan sang terang, dengan tangan dan hati menggenggam pedang ....
- Venti: Aduh sayang ... tapi aku benar-benar tidak punya waktu untuk membuatkanmu melodi saat ini.
- Venti: Kalaupun Dvalin tidak ditundukkan, hidupnya pun akan tetap layu dalam tiupan angin ....
- Venti: Dia akan membakar dirinya perlahan dalam api amarahnya sendiri ....
Aku bisa merasakan kesedihan Dvalin.
- Venti: Terima kasih, dan juga terima kasih telah memurnikan Kristal Air Mata.
- Venti: Tapi sekarang aku sudah punya rencana untuk beraksi.
Ada yang bisa kubantu?
- Venti: Memurnikan Kristal Air Mata saja sudah sangat membantu, terima kasih!
- Venti: Tapi sekarang, aku sudah punya rencana sendiri.
Dengarkan saran dari seorang knight, serahkan dirimu bersama dengan naga.
- Venti: Apa menurutmu itu benar-benar perlu?
- Venti: Lupakan saja ... aku punya rencana lain.
- Paimon: Rencana lain?
- Venti: Melihat air mata ini, membuatku teringat akan seorang teman terkasih ....
- Paimon: Teman?
- Venti: Hehe, aku harus pergi dulu ya.
- Paimon: Hei! Kamu mau pergi ke mana?!
- Venti: Ke "Lambang pahlawan Mondstadt". Sampai jumpa.
- Paimon: Hm... (Pengembara), bagaimana ini?
Orang yang aneh, kita harus perhatikan dia baik-baik.
- Paimon: Tapi di mata dia, kamu juga pasti dianggap orang yang aneh.
Lagi pula...
- Paimon: Lagi pula?
Suaranya ... terasa tidak asing di telingaku ....
Riwayat Perubahan[]
Rilis di Versi 1.0